Setiap anak muda yang gemar berinternet di masa sekarang tentu tahu apa itu Kaskus. Kaskus yang merupakan situs lokal nomor satu di Indonesia ini memang fenomenal. Sejak pertama kali muncul di internet Kaskus sudah tampil heboh, dan sampai sekarang ternyata situs ini tetap menjadi fenomena.
Selalu ada yang unik dari situs yang satu ini, dan selalu ada hal yang memancing minat orang untuk meng-klik setiap melihat headline ajaib di Kaskus. Kadang memberitakan kebenaran, kadang juga muncul berita-berita hoax di sini. Tahu dari mana berita itu benar atau hoax? Pengguna yang menilai itu semua lewat interaksi di situs ini.
Bicara soal Kaskus, tentu tak bisa lepas dari membicarakan Andrew Darwis. Kaskus yang besar, ramai, dan padat ini ternyata dibuat oleh seorang anak muda yang jauh dari profil Kaskus. Andrew Darwis adalah orang yang cenderung tenang dan bicara langsung ke poin yang dituju. Tidak macam-macam membicarakan ini itu, bicara kasak kusuk seperti Kaskus itu sendiri. Kaskus dibangun dengan kesadaran bahwa internet adalah dunia yang terbentuk dari kumpulan titik-titik ekuilibrium, hasil dari interaksi antar pengguna. Kaskus bukan representasi pembuatnya, melainkan dari komunikasi antar pengguna tersebut.
Jadi, kita tidak akan menemukan seorang Andrew Darwis mengatakan,”Pertamax!” atau “Cek TKP dulu, Gan!” Namun, meski karakter Kaskus tidak terlihat di profil dirinya, Andrew sangat mengerti akan dibawa kemana Kaskus yang dia buat. Apalagi saat ini dia juga sadar bahwa forum komunitas menjadi ladang emas untuk pengembangan bisnis di internet. Dia mencontohkan betapa lewat komunitas, merek BlackBerry bisa dibawa masuk dan disuntik ke gaya hidup masyarakat dan sekarang kelihatan gegap gempitanya.
Awalnya memang Andrew menjadikan Kaskus hanya sebagai hobi saja. Pekerjaan utama Andrew awalnya adalah seorang web developer di Amerika Serikat. Sempat memegang situs terkenal seperti Lyrics.com, menjadikan Kaskus sebagai bisnis utama makin jauh dari bayangan Andrew. Sampai datang kawannya Ken Dean Lawadinata yang meyakinkannya untuk membuat Kaskus menjadi ladang uang yang menggiurkan.
Kaskus pun dibawa menjadi sebuah situs yang menggiurkan dari sisi bisnis. Meski sudah sembilan tahun berdiri, Kaskus baru resmi memfokuskan diri dalam bisnis sejak tahun lalu. Andrew juga yakin bahwa Kaskus memiliki gravitasi yang bagus dalam bisnis modern. Usahanya memang tidak selalu mulus. Ketika Kaskus terus menjadi fenomena di dunia maya, ternyata tidak mudah meyakinkan pebisnis lain untuk bekerja sama di dunia nyata.
Internet memang masih membuat alergi sebagian pebisnis. Andrew mengakui bahwa kalangan pebisnis, terutama dari generasi lama, tidak begitu ngeh dengan gegap gempita internet. Masih banyak yang merasa bahwa bisnis masih bisa berjalan dengan cara berjualan secara konvensional saja. Bahkan ketika Andrew berusaha meyakinkan dengan data dan statistik Kaskus yang terus mengesankan, tetap saja kendala itu masih ada.
Namun, itu bukan berarti kiamat bagi Andrew. Meski harus memutar otak lebih kuat lagi untuk memancing minat pebisnis lebih banyak, Andrew menjabarkan bahwa Kaskus sudah memenuhi syarat sebagai sebuah pasar yang ideal. Pembeli, penjual, barang, distribusi, dan uang bertemu di Kaskus. Sejak pornografi dan buka-bukaan hilang di Kaskus, jual beli adalah nilai lebih di Kaskus yang tersisa selain fitur-fitur baru yang menarik di sana sini.
Ya, bagi yang belum tahu, pornografi memang sempat mampir di Kaskus dengan menampilkan tubuh-tubuh polos orang-orang Indonesia. Awalnya dari situ, namun lama kelamaan intensitas pertemuan antar pengguna menyebar ke topik-topik diskusi yang lain. Konsentrasi Kaskus pun menyebar tidak hanya di BB17, nama lain dari forum buka-bukaan mereka, namun merembet ke forum seperti Fight Club (debat keras antar pengguna), Jual Beli, atau diskusi-diskusi umum lainnya.
Ketika UU ITE muncul, Kaskus yang sempat ditutup pemerintah inipun mau tidak mau harus menampilkan jati dirinya yang lain. Situs ini akan mati begitu saja kalau masih mempertahankan konten yang dilarang pemerintah. Di sini Andrew melihat bahwa selama pengguna masih senang bercengkrama di Kaskus, situs ini akan tetap potensial.
Keyakinan Andrew pada situsnya terlihat saat dia mencontohkan bahwa Kaskus bisa menjadi kepanjangan tangan ekonomi untuk daerah-daerah di luar kota besar di Indonesia. Ketika Zara melakukan sale, ada member Kaskus yang membeli produk tersebut dalam jumlah yang banyak. Melalui forum jual beli, barang-barang tersebut dijual lagi dengan harga ritel. Pembelinya kebanyakan dari luar Jakarta yang tidak bisa menyentuh produk Zara secara langsung.
“Kaskus membuat distribusi menjadi merata,” begitu klaim Andrew. Dia meyakinkan kalau Kaskus lah yang menjadi pionir bisnis model ini di Indonesia. Andrew juga menampik kalau bisnis internet adalah bisnis maya. Dengan memiliki pola pikir seperti itu, orang akan ragu-ragu untuk mencoba peruntungan bisnis lewat internet. Meski tidak ada pertemuan langsung antara pembeli dan penjual, berdagang di internet tetaplah bisnis yang nyata. Uangnya ada, peraturan dari pengelola pasar ada, dan yang penting adalah barangnya juga nyata.
Sejalan dengan potensi jual beli di Kaskus yang sangat tinggi, pengelolaan bisnisnya pun dibuat lebih serius. Andrew berharap ini bisa menjadi contoh bagus untuk dunia bisnis digital. Ketika trust bisa dipegang antara pembeli dan penjual lewat Kaskus, maka bisnis akan berjalan dengan lancar dan bertahan lama. Seperti sifat pasar, penentuan reputasi pedagang datang dari komunikasi antar pengguna Kaskus. Pengguna tidak akan ragu mengatakan barang jualan itu mahal atau pedagang itu tidak profesional.
Meski sudah mulai menjadikan Kaskus sumber penghasilan, Andrew mengaku bahwa itu bukan berarti dia akan mengeksploitasi Kaskus 100%. Akar Kaskus yang berdiri dari maraknya interaksi dan kegilaan pengguna dalam mengembangkan Kaskus tetap harus dipertahankan. Mereka yang membuat Kaskus menjadi berkarakter, maka tidak mungkin mengecewakan mereka dengan berbagai hal yang mengganggu, seperti jumlah iklan yang berlebihan.
Dalam mengembangkan bisnis internet, Andrew juga menekankan perlunya pebisnis memperhatikan sensitivitas pengguna. Profit memang harus dikejar, namun jika itu membuat pengguna merasa tidak nyaman, sebaiknya hal itu dipikirkan ulang. Ada banyak cara memancing pengguna untuk tertarik pada sebuah produk tanpa harus disodorkan iklan terus menerus.
Andrew memang masih muda, masih 30 tahun. Namun dia sanggup memberi inspirasi bagi orang lain untuk mau terjun ke bisnis digital. Kaskus memang sudah menjadi acuan bagaimana bisnis internet dijalankan.
Pria penyuka makanan apa saja yang ada telur di dalamnya ini, sadar bahwa Kaskus harus terus memutar roda dan terus berinovasi. Inovasi dan kehebohan memang jadi bahan dasar untuk bisa sukses bagi Kaskus. Semakin heboh Kaskus, semakin banyak mata yang tertuju ke sana. Semakin banyak mata yang tertuju ke Kaskus, maka akan semakin memancing orang untuk mau melakukan transaksi bisnis. Mantap, Gan! (Mikael Dewabrata)
kmbg api
bntg
Minggu, 01 Januari 2012
internet bisnis
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar